Kumpulan Nasehat 0

gilang samudra el-Muhith | 07.22 |


NASEHAT RASULULLAH SAW MENJELANG AKHIR HAYATNYA
Imam Abu Dawud meriwayatkan dari sahabat Al ‘Irbadh bin Sariyah radliallahu anhu bahwa ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menasihatkan kepada kami dgn satu nasihat yg menggetarkan hati-hati kami dan air mata pun berlinang karenanya. mk ketika itu kami mengatakan: “Duhai Rasulullah nasihat ini seperti nasihat orang yg mau mengucapkan selamat tinggal krn itu berilah wasiat kepada kami.” Beliau pun bersabda:

Aku wasiatkan kepada kalian bertakwa kepada Allah untuk mendengar dan taat walaupun yang memerintah kalian itu seorang budak. Dan barangsiapa di antara kalian yg masih hidup sepeninggalku niscaya dia akan melihat perselisihan yg banyak. Karena itu wajib atas kalian utk berpegang dgn sunnahku dan sunnah Al Khulafa’ Ar Rasyidin yg mendapatkan petunjuk. Pegang erat-erat sunnah itu dgn gigi geraham kalian. Dan hati-hati kalian dari perkara-perkara baru krn tiap perkara baru itu sesat.”
-----
AL-BULKHI DAN HARUN AR-RASYID
Suatu hari, saudara kandung al-Bulkhi menemui Khalifah Harun Al-Rasyid, Khalifah kemudian berkata, “Nasehatilah aku!”

Orang itu berkata. “Sesungguhnya Allah telah mendudukkanmu pada kedudukan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Al-Khaththab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib (maksudnya sama-sama sebagai khalifah/penguasa.red). Karena itu, Allah meminta darimu sifat benar/jujur seperti yang ditunjukkan Ash-Shiddiq, Allah memintamu menjadi pembela yang haq (benar) dan penumpas yang batil (salah) seperti Al-Faruq, memiliki rasa malu dan kemurahan seperti Ustman dan memiliki ilmu dan keadilan seperti yang ditunjukkan Ali bin Abi Thalib”

“Teruskan” kata Khalifah…..

Orang itu berkata lagi, “Perumpamaanmu seperti mata air, sedangkan ulama di seluruh dunia seperti wadahnya. Jika mata air itu jernih, kotornya wadah air tidaklah berbahaya, Namun, jika mata airnya kotor, bersihnya wadah air tak ada gunanya”.
------
IMAM AL-AUZAI'
kisah meneguhkan hati tentang Imam Al Auza’i (157 H). Setelah memberi nasehat kepada Khalifah Al Manshur, beliau meminta izin kepada khalifah untuk pergi meninggalkannya demi menjenguk anaknya. Al Manshur merasa bahwa Al Auza’i telah berjasa kepadanya, karena nasehat-nasehat yang telah disampaikan kepadanya. Akhirnya, ia memberi ”bekal perjalanan” untuk ulama ini. Namun apa yang terjadi? Imam Al Auzai menolak. ”Saya tidak membutuhkan itu semua, saya tidak sedang menjual nasehat, walau untuk seluruh dunia dan seisinya.” Ucap beliau dengan tegas.

Sumber : Abu Hamid, Al-Ghazali, Ihya‘ Ulumiddin, www.alwarraq.com, Maktabah Syamilah.

0 Responses So Far:

 
gilang samudra Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS