Cara Israel Mengatasi Armada Kemanusian Berikutnya 0

gilang samudra el-Muhith | 19.01 |


Oleh : Dan Margalit

Dengan disampaikannya hasil pelajaran yang diambil dari kegagalan militer saat menguasai kapal armada Turki "Marmara" di hadapan anggota tim investigasi Turkel, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Gabi Ashkenazi, mengatakan bahwa di masa depan tidak akan bisa terhindarkan penempatan penembak jitu untuk mengurangi resiko pasukan militer Israel yang menyerbu dek kapal.

Secara superficial (dangkal) "solusi resmi ini" benar. Kemungkinan jika militer Israel datang dengan kekuatan pasukan sempurna ke kapal "Marmara" pastilah para aktivis teroris Turki tersebut takut berkonfrontasi dengan mereka. Namun hal itu tidak terjadi, dan hasil dari bentrokan antara angkatan laut Israel dengan aktivis Turki sudah diketahui.

Dengan demikian, “solusi resmi" Ashkenazi ini tidak berlaku pada realitas yang tumbuh. Karena sejak malam itu, pada tanggal 31 Mei 2010, sejak saya mengetahui hasil dari operasi militer - sembilan orang mati, tidak ada lagi pilihan bagi Israel terhadap kapal-kapal (armada kemanusiaan) kecuali operasi militer yang berakhir dengan pembunuhan para aktvis kekerasan.

Dari sisi politik, pembunuhan mereka tidak mungkin selama mereka bukan yang pertama melepaskan tembakan untuk membunuh tentara Israel. Sebagai seorang komandan yang bertanggung jawab atas kerja pasukan militer Israel, kesimpulan dari Kepala Staf Ashkenazi benar. Hal ini juga mencerminkan sikap yang benar.

Tetapi dunia yang memusuhi kita ada dalam konteks berusaha mengharamkan Israel mendapatkan hak naturalnya dalam mempertahankan diri. Tidak ada bukti yang lebih jelas atas hal itu selain dari komisi anti semit yang dipimpin oleh Hakim Yahudi Richard Goldstone. Sekarang hal itu tampak jelas juga dalam kerja PBB, yang mendorong pembentukan tim peyelidik internasional lain untuk menyelidiki kasus armada kebebasan.

Jika bangsa Israel berada dalam posisi di mana ia duduk sendirian "dan dengan orang lain tidak peduli", maka ide tentang penggunaan penembak jitu dan mekanisme lainnya juga benar, efisien, dan dibenarkan. Tetapi jika Negara Israel berusaha untuk memperhitungkan sikap internasional dan keudukannya – maka harus mencari cara lain untuk mengusir armada (kemanusiaan).

Saat berbicara di depan panel Hakim Yakub Turkel, Menteri Pertahanan Ehud Barak menyampaikan perpebadaan mencolok – itu juga sebenarnya "solusi resmi" dengan arti lain - di mana kepemimpinan politik mengatakan "apa" dan militer memutuskan untuk "bagaimana (caranya)".

Meski itu benar berdasarkan buku-buku yang mempersiapkan untuk mahasiswa semester pertama ilmu politik, tetapi itu tidak benar dalam kehidupan, dan dalam kondisi apapun, dalam kadar tertentu ada ruang untuk perbedaan tersebut.

Dengan demikian –yang harus dilakukan para menteri adalah menjelaskan kepada pimpinan militer Israel bahwa "apa" dalam kasus tersebut tidak hanya menghentikan armada (kemanusiaan), tetapi juga "bagaimana (caranya)". Artinya, dengan pengertian "bagaimana tidak". Yakni, Israel tidak memiliki pilihan lain kecuali sebagai pihak pertama yang memulai menembak warga sipil dari negara-negara yang tidak dalam lingkaran konflik.

Ada kemungkinan musuh-musuh Israel telah mengambil waktu untuk diri mereka. Mereka memutuskan untuk gencatan senjata agar semua laporan komite yang menangani kasus armada kemanusiaan ke Gaza ini membuahkan hasil yang menguntungkan mereka, namun kegiatan akan berlanjut.

Dan sebelum terlambat sekali, kepemimpinan politik (Israel) harus menentukan lagi "apa" dan batasannya. Dan bagi militer Israel selalu memperoleh hak selalu - untuk mengatakan jika menemui keadaan seperti ini. Israel Today, 15/08/2010. (asw)

0 Responses So Far:

 
gilang samudra Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS